Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra tidak menapik tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) belakangan ini membawa efek negatif terhadap industri penerbangan di dalam negeri.

Terlebih, menurutnya, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang secara penerimaan pendapatan masih dalam bentuk rupiah, tetapi secara pengeluaran perusahaan mereka menggunakan dolar AS untruk transaksinya.

"Banyak kali lah [tantangan industri penerbangan], yang jelas exchange rate. Kita komponen dolarnya kan gede, ini kalau exchange rate ini kursnya melemah terus kan, kita kan income-nya banyak rupiah," jelas Irfan selepas ditemui acara Forum Diskusi Apjapi di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Dirut Garuda Indonesia,Irfan Setiaputra saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023)./Bloomberg Technoz-Rezha Hadyan

Untuk diketahui, rupiah spot makin melemah ke kisaran Rp16.425/US$ ketika Bank Indonesia memutuskan menahan bunga acuan di level 6,25% pada Kamis (20/6/2024).

Keputusan itu sesuai dengan ekspektasi pasar yang juga memperkirakan BI rate akan kembali dipertahankan kendati rupiah belakangan ini terperosok ke level terlemah sejak April 2020.

Bank Indonesia sendiri menilai pelemahan nilai tukar rupiah belakangan adalah akibat masih tingginya ketidakpastian pasar global terutama terkait arah kebijakan bunga global AS yang masih belum jelas, ditambah ketegangan geopolitik.

Irfan pun menjelaskan kondisi geopolitik global yang tidak dapat dihindari juga akan bisa berdampak kepada kinerja perusahaan penerbangan. 

Meski diketahui Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memprediksi industri penerbangan global akan menghasilkan laba bersih sebesar US$30,5 miliar (sekira Rp486,75 triliun) tahun ini.

"Geopolitik ini kan enggak bisa dihindari juga. Kita kan akhirnya juga kena dampak dan ini bukan industri yang marginnya gede sekali, gitu kan."

Bagaimanapun, Irfan memastikan kinerja Garuda masih baik-baik saja.

"[Hal] yang pastinya lebih bagus [dari saat pandemi], kan kita lagi liburan, lagi haji. Jadi oke sih sebenarnya. Sebenarnya sih overall sih secara industri sebenarnya membaik,"  tegasnya.

(prc/wdh)

No more pages