Logo Bloomberg Technoz

Bos Garuda Akui Industri Penerbangan RI Terpukul Anjloknya Rupiah

Pramesti Regita Cindy
21 June 2024 09:50

Ilustrasi Garuda Indonesia dan Citilink. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Garuda Indonesia dan Citilink. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra tidak menapik tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) belakangan ini membawa efek negatif terhadap industri penerbangan di dalam negeri.

Terlebih, menurutnya, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang secara penerimaan pendapatan masih dalam bentuk rupiah, tetapi secara pengeluaran perusahaan mereka menggunakan dolar AS untruk transaksinya.

"Banyak kali lah [tantangan industri penerbangan], yang jelas exchange rate. Kita komponen dolarnya kan gede, ini kalau exchange rate ini kursnya melemah terus kan, kita kan income-nya banyak rupiah," jelas Irfan selepas ditemui acara Forum Diskusi Apjapi di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Dirut Garuda Indonesia,Irfan Setiaputra saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023)./Bloomberg Technoz-Rezha Hadyan

Untuk diketahui, rupiah spot makin melemah ke kisaran Rp16.425/US$ ketika Bank Indonesia memutuskan menahan bunga acuan di level 6,25% pada Kamis (20/6/2024).

Keputusan itu sesuai dengan ekspektasi pasar yang juga memperkirakan BI rate akan kembali dipertahankan kendati rupiah belakangan ini terperosok ke level terlemah sejak April 2020.