Logo Bloomberg Technoz

NDF rupiah 1 minggu misalnya, ditutup di Rp16.486/US$. NDF 1 bulan juga ditutup di Rp16.507/US$. Sedang NDF rupiah 12 bulan memecahkan rekor di Rp16.712/US$. Pagi ini, pergerakan rupiah NDF masih melemah di Rp16.489/US$ pada pukul 09:05 WIB, untuk kontrak 1 bulan.

Tekanan masih berasal dari pasar global di mana divergensi kebijakan bunga di negara maju makin tajam. Bank sentral Swiss (SNB) memangkas bunga, sedang bank sentral Inggris (BOE) menahan bunga acuan. 

Pagi ini data inflasi Jepang yang naik ke 2,5% dikhawatirkan akan segera mendorong Bank of Japan (BoJ) mengerek bunga acuan.

Pada saat yang sama, Federal Reserve masih mempertahankan sinyal penurunan bunga hanya sebesar satu kali tahun ini.

Yield Treasury beranjak naik di semua tenor bahkan di kala beberapa data memperlihatkan ekonomi AS melemah. Pembangunan rumah baru di AS merosot ke laju paling lambat dalam empat tahun. 

Adapun klaim pengangguran awal pada pekan yang berakhir 15 Juni hanya bertambah 5.000 dan klaim lanjutan mencapai 1,82 juta, memperlihatkan pasar tenaga kerja AS yang masih tangguh. 

Gubernur Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari melontarkan pernyataan The Fed akan mengembalikan inflasi ke target 2%, akan tetapi kemungkinan itu membutuhkan waktu satu atau dua tahun. Sementara Gubernur Bank Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyatakan The Fed bisa menurunkan suku bunga jika inflasi terus menurun seperti bulan lalu. Di bagian lain, Gubernur Bank Federal Reserve Richmond Thomas Barkin bilang, ia membutuhkan kejelasan lebih lanjut arah inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Secara teknikal nilai rupiah telah menyentuh level koreksi terdekat di Rp16.450/US$ dan bersiap memecah support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya tertahan di Rp16.480/US$-Rp16.490/US$.

(rui)

No more pages