Logo Bloomberg Technoz

Peringatan ini kemungkinan akan membuat AS dan mitra-mitranya gelisah dan meningkatkan ketegangan. Hal ini juga meningkatkan risiko bagi negara-negara Barat dalam menanggapi provokasi dari Moskow dan Pyongyang.

“Negara-negara Barat memberi senjata kepada Ukraina dan mengatakan 'kami tidak mengontrol bagaimana senjata itu digunakan setelahnya',” kata Putin kepada wartawan sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pemberian senjata canggih. "Kami juga bisa mengatakan hal yang sama."

Korea Selatan, pada Kamis pagi, mengatakan bahwa mereka akan mengevaluasi kembali kebijakannya yang melarang ekspor bantuan yang bersifat mematikan ke negara-negara seperti Ukraina, dan menyatakan keprihatinan atas pakta antara Moskow dan Pyongyang. Putin mengatakan kepada wartawan bahwa jika Korea Selatan memberikan senjata ke Kyiv, maka itu adalah sebuah kesalahan.

AS, Korea Selatan, dan Jepang telah menuduh rezim Kim mengirim amunisi dan rudal balistik untuk membantu Putin dalam perangnya di Ukraina. Moskow dan Pyongyang telah membantah transfer senjata tersebut meskipun ada banyak bukti yang menunjukkan hal itu terjadi.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan perubahan dalam doktrin nuklirnya sebagai tanggapan atas diskusi di Barat tentang "menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir" dan pengembangan senjata yang kurang kuat. Rusia baru-baru ini mengadakan latihan tempur untuk mempraktikkan penggunaan senjata nuklir taktis.

Pemimpin Rusia tersebut berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir sejak invasinya pada Februari 2022, yang mengundang kecaman dari AS dan sekutunya di NATO.

Namun, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak perlu memperkenalkan sebuah gagasan yang disebut dengan serangan pencegahan. "Dalam serangan balasan, para musuh akan dijamin hancur," katanya.

Putin berada di Korea Utara dalam kunjungan pertamanya dalam 24 tahun sebelum melakukan perjalanan ke Vietnam.

(bbn)

No more pages