Sementara klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) pada pekan yang berakhir 15 Juni tercatat 238.000. Memang turun dibandingkan pekan sebelumnya yang sebanyak 243.000 tetapi lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di 235.000.
Klaim 238.000 juga menjadi yang tertinggi kedua sejak Agustus tahun lalu.
Dua data tersebut memberi gambaran bahwa ekonomi AS mulai 'mendingin', sebagai dampak pengetatan moneter. Oleh karena itu, harapan bahwa pelonggaran moneter berupa penurunan suku bunga acuan pun kian besar.
Mengutip CME FedWatch, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,-5,25% dalam rapat September mencapai 57,5%.
Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bisa turun lagi 25 bps ke 4,75–5% pada rapat Desember. Peluangnya adalah 42,4%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kian mantap menetap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,9. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 94,24. Cukup jauh di atas 80, yang berarti masuk area jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan masuk fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.343/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.333/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.376/troy ons yang jika tertembus maka bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.417/troy ons. Akan tetapi, sepertinya resisten ini begitu kuat sehingga butuh waktu untuk menembusnya.
(aji)