Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep tak akan menjadi bakal calon wakil gubernur (cawagub di Pilkada DKI Jakarta. Menurut dia, partai politik akan sangat hati-hati karena sosok Kaesang dinilai rentan mengalami penolakan pada pemilih di wilayah ibu kota.

“Kaesang ini kan gampang sekali di negatif campaingkan ya. Orang baru kemarin sore masuk partai langsung ketua umum. Itu bisa lah digoreng,” kata Firman saat dihubungi, Kamis (20/6/2024). 

Selain minimnya pengalaman politik, menurut dia, tingkat elektabilitas ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut cukup rendah dibandingkan nama-nama yang muncul pada bursa cagub dan cawagub DKI jakarta.

Firman juga menilai, majunya Kaesang sebagai cawagub justru memperkuat isu nepotisme dan dinasti politik. Menurut dia, banyak warga Jakarta akan menyoal putusan janggal Mahkamah Agung yang merevisi pasal batas usia PKPU nomor 9 tahun 2020 tentang Pilkada. Putusan tersebut dituduh menjadi karpet merah bagi Kaesang untuk maju pada pilkada tingkat provinsi.

“Nah, ini tinggal memang fair atau tidak aja sih menurut saya di pemilu Kaesang ini,” ujar dia.

Penolakan terhadap Kaesang, menurut Firman, akan muncul pada cukup banyak pemilih di DKI Jakarta yang cukup rasional dalam memilih pemimpin. Pola penghimpunan suara serupa serangan fajar atau bantuan hanya akan berhasil pada wilayah miskin. Itu pun beberapa adalah pemilih yang berseberangan dengan Jokowi karena dulunya kerap melakukan penggusuran saat menjadi gubernur.

Pilkada DKI Jakarta diprediksi akan menjadi pertarungan dua tokoh yaitu Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Keduanya harus mencari sosok cawagub yang tepat untuk mampu mendongkrak atau menambah pundi suara.

PKS sebagai pemenang Pileg wilayah Jakarta pun mantap ingin jatah cawagub. Mereka kemungkinan akan sulit mendapatkan jatah tersebut jika bergabung dengan Anies karena basis suara atau pemilihnya sangat beririsan. Selain itu, koalisi ini kemungkinan berisi PDIP yang juga ngotot ingin mengusung kadernya sebagai cagub atau cawagub.

Potensi lebih besar ketika mengusung Ridwan Kamil. Hal ini berarti akan memupuskan potensi Kaesang yang beberapa kali dimunculkan koalisi pengusung Ridwan Kamil. PSI sendiri adalah bagian dari koalisi Prabowo-Gibran yang bisa saja bergabung kembali dan sepakat dengan keputusan 4 partai utama koalisi Indonesia Maju, pengusung Ridwan Kamil.

(mfd/frg)

No more pages