Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah spot ditutup melemah di Rp16.430/US$ pada perdagangan hari ini, Kamis (20/6/2024), ketika BI rate diputuskan tetap oleh Bank Indonesia di level 6,25%. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga ditutup melemah di Rp16.420/US$.
Rupiah melemah 0,4%, terdalam di Asia hari ini di kala mayoritas mata uang Asia juga bergerak melemah tertekan oleh dolar Amerika Serikat.
Di belakang rupiah, rupee India tergerus 0,24%, baht Thailand turun 0,23%, lalu won Korea tergerus 0,22%, disusul oleh dolar Singapura 0,15%. Yuan Tiongkok dan offshore juga melemah masing-masing 0,05% dan 0,08%. Sejauh ini hanya dolar Hong Kong dan dolar Taiwan yang masih menguat di kisaran terbatas terhadap the greenback.
Level penutupan rupiah spot hari ini menandai rekor baru terlemah sejak 1 April 2020 setelah sebelumnya pecah pada Jumat pekan lalu. Sementara kurs JISDOR hari ini adalah yang terlemah sejak 6 April 2020.
Pelemahan rupiah berlangsung ketika tekanan jual sepertinya masih berlanjut di pasar surat utang di mana tenor 2Y masih naik ke 6,858%, begitu juga tenor 5Y yang naik ke 7,031%. Sedangkan tenor panjang 10Y terpantau melandai ke 7,129%. Indeks Harga Saham Gabungan juga ditutup menguat di 6.819,32.
Dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur siang tadi, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, nilai wajar rupiah saat ini adalah di bawah Rp16.000/US$, bila melihat faktor fundamental.
"Inflasi kita rendah, pertumbuhan ekonomi juga relatif baik di 5,1%, transaksi berjalan juga defisitnya masih rendah ditambah imbal hasil investasi yang juga menarik. Faktor fundamental ini yang akan mempengaruhi tren dan kami yakini tren ke depan rupiah akan menguat dan dalam jangka pendek pergerakannya stabil," kata Perry.
Namun, karena masih ada sentimen ketidakpastian pasar terutama terkait arah kebijakan bunga global Amerika yang masih belum jelas, ditambah ketegangan geopolitik, ditambah juga permintaan dolar AS yang memuncak pada kuartal dua serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal Indonesia ke depan, membuat rupiah terjatuh.
(rui)