Logo Bloomberg Technoz

Gara-gara Rupiah, Sulit Berharap BI Rate Turun Tahun Ini

Tim Riset Bloomberg Technoz
20 June 2024 16:35

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan BI rate di 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur Juni yang berlangsung dua hari terakhir. Keputusan menahan bunga acuan itu terjadi di tengah tekanan yang dihadapi oleh rupiah sejak pekan lalu hingga menjebol level terlemah sejak awal April 2020.

Rupiah yang masih mudah terombang-ambing sentimen ketidakpastian global ditambah permintaan musiman valas yang memuncak, semakin berat untuk bangkit akibat tertekan kekhawatiran akan risiko keberlanjutan fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru mulai Oktober nanti.

Dalam penjelasannya di hadapan para jurnalis di Kantor Pusat Bank Indonesia, kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (20/6/2024), Gubernur BI Perry Warjiyo makin menggarisbawahi indikasi bahwa penyetir utama arah BI rate ke depan satu-satunya kini adalah pergerakan nilai rupiah di kala inflasi terpantau landai.

Artinya, kendati nilai tukar rupiah dinilai oleh BI memiliki fundamental di bawah Rp16.000/US$, undervalued dibanding posisi hari ini di Rp16.430/US$, sulit untuk berharap bunga acuan BI rate bisa dipangkas tahun ini. Alih-alih, bila sentimen pasar semakin kuat menjatuhkan rupiah hingga menguras nilai cadangan devisa ke level psikologis, BI rate bisa saja kembali naik.

Perry menjelaskan, nilai wajar rupiah saat ini adalah di bawah Rp16.000/US$, bila melihat faktor fundamental.