Logo Bloomberg Technoz

Perry Sebut Rupiah Lemah Akibat Risiko Kesinambungan Fiskal RI

Azura Yumna Ramadani Purnama
20 June 2024 14:19

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah belakangan adalah akibat masih tingginya ketidakpastian pasar global terutama terkait arah kebijakan bunga global Amerika Serikat (AS) yang masih belum jelas, ditambah ketegangan geopolitik.

Rupiah juga tertekan oleh permintaan dolar AS di pasar domestik oleh korporasi termasuk untuk pembayaran dividen serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal Indonesia ke depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, pelemahan rupiah masih lebih kecil dibanding beberapa mata uang Asia lain. Sepanjang tahun ini (year-to-date), rupiah telah melemah 5,92%. 

"Itu lebih rendah dibandingkan won Korea, baht Thailand, peso Meksiko, real Brazil juga yen Jepang yang masing-masing melemah 6,78%, 6,92%, 7,89% lalu 10,63% dan 10,78%," kata Perry.

BI masih akan mengandalkan jurus optimalisasi seluruh instrumen moneter termasuk peningkatan intervesi di pasar valas. Lalu, operasi moneter melalui instrumen SRBI, SVBI dan SUVBI.