DME adalah gas bersih dan tidak berwarna yang mudah dicairkan dan diangkut, serta terbuat dari berbagai bahan terbarukan atau bahan bakar fosil. DME secara fisik mirip dengan liquefied petroleum gas (LPG), yakni disintesis dari metanol, baik yang diproduksi dari batu bara, gas alam, atau biomassa.
Dengan demikian, pemerintah juga menyatakan tengah mengembangkan DME untuk energi alternatif pengganti LPG untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Penggunaan DME diharapkan juga dapat mengurangi impor LPG.
Dalam proyek batu bara menjadi DME, ADRO memiliki kapasitas produk peningkatan nilai tambah (PNT) sebesar 2 juta ton/tahun untuk methanol dan 1,34 juta ton/tahun untuk DME. ADRO diestimasikan mulai produksi pada 2027.
Selain ADRO, Kementerian ESDM juga telah merestui program hilirisasi batu bara dari 4 perusahaan lainnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan 4 perusahaan tersebut adalah PT Multi Harapan Utama, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia dan PT Kideco Jaya Agung.
“Untuk itu, di dalam PKP2B generasi 1 pada 6 perusahaan lebih tepatnya mungkin yang sudah proposalnya disetujui itu adalah 5 perusahaan,” ujar Lana dalam agenda Investortrust Power Talk, Kamis (13/6/2024).
(dov/wdh)