Logo Bloomberg Technoz

Pasar Surat Utang RI Masih Khawatir Risiko Fiskal Prabowo

Tim Riset Bloomberg Technoz
20 June 2024 08:50

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para investor di pasar surat utang RI terlihat masih mengkhawatirkan risiko fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto, baik di pasar sekunder maupun pasar primer.

Minat dalam lelang sukuk negara (SBSN) yang dilangsungkan pada Rabu (19/6/2024), tercatat anjlok di mana permintaan masuk (incoming demand) turun 37,6% dibanding lelang sukuk sebelumnya, yaitu hanya Rp16,34 triliun. Alhasil, pemerintah pun akhirnya menyerap permintaan di bawah target, hanya Rp8,05 triliun, turun 19,5% dibanding nilai penyerapan lelang sebelumnya.

"Kejatuhan nilai permintaan dalam lelang sukuk adalah akibat faktor domestik, yaitu kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal pemerintahan baru. Investor khawatir bahwa Prabowo mungkin akan mengabaikan kehati-hatian fiskal demi mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%," kata Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dan Analyst Nanda Rahmawati dalam catatannya, pagi hari ini, Kamis (20/6/2024).

Kekhawatiran terhadap peningkatan rasio utang pemerintahan baru itu juga yang telah menjatuhkan nilai rupiah pada Jumat pekan lalu, melampaui Rp16.400/US$.

Pada hari pertama perdagangan pekan ini, rupiah memang berhasil bangkit sebagian didukung oleh pernyataan bantahan dari Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran yang menegaskan akan menjaga defisit APBN tidak melampaui 3% dari Produk Domestik Bruto.