Logo Bloomberg Technoz

Namun, pertumbuhan 0,1% lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan naik 0,2%. Ini dibaca sebagai tanda bahwa konsumsi rumah tangga mulai ‘mendingin’ yang kemudian menjadi sinyal laju inflasi bakal teredam.

Dengan demikian, harapan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Federal Reserve makin besar. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 59,5%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan saat suku bunga bergerak turun.

“Ekspektasi terhadap arah suku bunga masih menjadi faktor utama penggerak harga emas. Pergerakan yang masih terbatas menunjukkan pasar menunggu berbagai data selanjutnya,” kata Ricardo Evangelista, Analis Senior di ActivTrade, seperti diberitakan Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih tertahan di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,28. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun, indikator Stochastic RSI sudah berada di 52,4. Sudah masuk area beli (long) meski belum terlampau kuat.

Oleh karena itu, sepertinya dorongan kenaikan harga emas masih lemah. Dalam waktu dekat, sepertinya harga akan terkoreksi.

Target support terdekat ada di US$ 2.327/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.316/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.332/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.343/troy ons.

(aji)

No more pages