Kedatangan Li menandai kunjungan pertama seorang perdana menteri China ke negara Asia Tenggara ini sejak tahun 2015. Kunjungan ini bertepatan dengan upaya Anwar untuk menjaga hubungan dengan China dan AS, sekaligus memposisikan Malaysia sebagai tujuan investasi dari kedua negara tersebut.
Pemimpin Malaysia ini bulan lalu menjanjikan setidaknya 25 miliar ringgit (US$5,3 miliar) untuk mendukung industri semikonduktornya karena persaingan AS dan China mengguncang rantai pasokan global.
"Kami menolak untuk didefinisikan oleh bagaimana negara-negara besar melihat dunia. Jadi kami akan terus berjuang untuk kepentingan nasional dan strategis kami, yang didefinisikan dengan cara kami sendiri," kata Anwar dalam sebuah unggahan di Facebook pada 7 Juni.
"Malaysia mempertahankan hubungan yang kuat dan bermanfaat dengan China dan Amerika Serikat."
Dalam beberapa minggu terakhir, Malaysia telah mengumumkan sejumlah janji investasi terkait teknologi dari Amerika Serikat dan China, termasuk dari ByteDance, Google, dan Microsoft.
Hal ini dilakukan di tengah perselisihan politik dengan kedua negara--dengan China, terkait klaimnya yang luas di Laut China Selatan dan dengan AS terkait sikapnya terhadap konflik Israel-Hamas.
Malaysia dan China akan membentuk kelompok kerja bersama yang bertujuan untuk memastikan pergerakan barang yang lancar di antara kedua negara, menurut Kantor Perdana Menteri pada Rabu. Nota kesepahaman lain yang ditandatangani termasuk kerja sama dalam ekonomi digital, pembangunan ramah lingkungan, dan juga ekspor durian ke China.
Pada tahun 2023, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Malaysia, posisi yang dipegangnya sejak tahun 2009, dengan total perdagangan sebesar US$98,9 miliar, kata Kementerian Luar Negeri. Kunjungan Li bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
(bbn)