Merespons pengumuman tersebut, mata uang dolar Australia turun menjadi 67,64 sen per dolar AS. Sementara itu, imbal hasil obligasi tiga tahun yang sensitif terhadap kebijakan tersebut mengalami periode koreksi. Tercatat, obligasi Pemerintah Australia untuk tenor ini, turun sebanyak 11 basis poin menjadi 2,87%. Sebaliknya, bursa saham Negeri Kangguru malah menguat 0,1%.
Keputusan ini memperkuat status RBA sebagai outlier internasional, yang mengadopsi pendekatan yang lebih dovish daripada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB). Kedua bank sentral tersebut bulan lalu mendorong pengetatan kebijakan dalam menghadapi volatilitas pasar keuangan global yang dipicu oleh keruntuhan bank dan dana talangan.
"Masalah-masalah ini juga diperkirakan mengarah pada kondisi keuangan yang lebih ketat, yang akan menjadi hambatan tambahan bagi ekonomi global," kata Lowe.
Lowe juga menegaskan sistem perbankan Australia kuat dari sisi permodalan dan sangat likuid. Kondisi tersebut, tambah Lowe, menempatkan sistem perbankan Australia tepat untuk menyediakan kredit yang dibutuhkan oleh perekonomian.
Lowe akan berbicara pada Rabu di National Press Club dalam sebuah pidato berjudul Kebijakan Moneter, Permintaan dan Penawaran. Dia kemungkinan akan menggunakan pidato tersebut untuk memperluas penilaian bank sentral mengenai prospek ekonomi dan niatnya.
"Mereka [RBA] masih memiliki bias pengetatan, yang sudah saya duga, karena mereka ingin tetap bersikap tegas terhadap inflasi," kata Diana Mousina, wakil kepala ekonom di AMP Capital Markets.
Menurut Diana, situasi ekonomi Australia masih belum pulih, sehingga masih ada peluang bunga acuan akan kembali naik. RBA telah menaikkan suku bunga sebesar 3,5 poin persentase sejak Mei tahun lalu, lebih kecil daripada 4,5 poin di Selandia Baru, yang diperkirakan akan naik seperempat poin pada hari Rabu (5/4/2023) besok, dan 4,75 poin di Amerika Serikat.
Kenaikan bunga acuan yang lebih kecil di Australia mencerminkan upaya Lowe untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang mengalami tekanan dan memburuknya ekonomi selama periode suku bunga yang sangat rendah selama pandemi.
Gubernur RBA secara konsisten menyoroti kondisi keuangan rumah tangga Australia sebagai ketidakpastian utama.
(bbn)