Apalagi, Kalimantan Utara memiliki PLTA Kayan dengan kapasitas 9 gigawatt (GW) yang bakal memiliki interkoneksi secara bertahap.
Adi menggarisbawahi praktik impor biasa dilakukan karena Indonesia dan Malaysia melakukan kerja sama. "Nanti ada peraturannya, ketentuannya harus ditempuh. Nanti kapan-kapan kita juga yang nanti ekspor ke mereka, kita lagi transmisi."
Berdasarkan laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertajuk Handbook of Energy & Economy Statistic of Indonesia 2023, impor listrik dari PLTA mencapai 892,9 GW per jam atau gigawatt per hour (GWh) pada 2023.
Angka itu meningkat dari impor sebesar 797,38 GWh pada 2023. Sementara, puncak dari impor listrik dari PLTA terjadi pada 2019 sebesar 1.683,12 GWh.
Impor Listrik RI dari PLTA Malaysia:
- 2019: 1.683,12 GWh
- 2020: 1.553 GWh
- 2021: 972,73 GWh
- 2022: 797,38 GWh
- 2023: 892,91 GWh
(dov/wdh)