Di saat yang sama, deposito perbankan, terutama bank digital juga berlomba menggaet dana masyarakat dengan tawaran bunga yang jauh lebih tinggi. Tawaran bunganya bisa 8% per tahun. Angka itu jauh di atas rata-rata bunga deposito bank untuk tenor 1 bulan sebesar 3,67% selama kuartal 1 lalu, berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg.
Kinclongnya kinerja pasar obligasi mempengaruhi pula torehan kinerja reksa dana yang memiliki aset dasar pendapatan tetap seperti reksa dana fixed income. Menurut data Infovesta Utama, selama kuartal 1-2023 di antara semua jenis reksa dana, reksadana pendapatan tetap yang berhasil tumbuh lumayan.
“Reksa dana pendapatan tetap tertolong kenaikan harga SBN seiring masuknya dana asing ke pasar domestik,” jelas Edbert Suryajaya, Vice President and Head of Product, Research and Consulting Services Infovesta Utama, kepada Bloomberg Technoz, Selasa (4/3/2023).
Infovesta Fixed Income Fund Index selama kuartal 1 lalu tercatat tumbuh 1,1%, mengalahkan indeks Money Market Fund (+0,962%). Serta jauh meninggalkan kinerja reksa dana campuran dan reksa dana saham yang masing-masing tumbuh +0,213% dan -0,866% hingga akhir Maret lalu.
Rapor Saham Merah
Bila instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi, terutama obligasi pemerintah, memperlihatkan kinerja lebih bagus di tengah turbulensi pasar dan inflasi yang masih membayangi, sebaliknya terjadi di pasar saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan semua keuntungan selama 2022 sebesar +6,97% dan berakhir dengan penurunan return sebesar minus 0,66% sepanjang kuartal 1-2023. Sebenarnya, dua bulan pertama tahun ini, kinerja indeks saham masih positif.
Namun, guncangan yang datang dari krisis perbankan di Amerika dan Eropa pada pertengahan Maret lalu telah merontokkan keuntungan saham domestik. Untuk beberapa saham, masih banyak yang memberikan keuntungan cukup tinggi seperti daftar ini.
Kinerja berbagai investasi di pasar keuangan bisa dicek selengkapnya di tabel berikut:
Investasi Pilihan Kuartal II-2023
Memasuki kuartal dua tahun ini, instrumen investasi apa yang berpeluang memberi cuan menarik?
Dengan sentimen terbaru harga minyak dunia yang menaikkan ekspektasi inflasi di tengah disinflasi Amerika dan Eropa, menurut perkiraan analis, membuat arah pasar jauh lebih sulit dibaca pergerakannya. “Kondisi pasar pada kuartal dua masih akan fluktuatif, khususnya bagi investasi berbasis saham,” jelas Edbert.
Meski begitu, menurut Edbert, investasi saham masih menarik terutama bagi pemodal jangka pendek alias trader. “Pasar yang masih fluktuatif mendukung penerapan strategi trading dengan disiplin merealisasikan profit dan cutloss.”
Adapun bagi investor yang lebih awam, analis menyarankan agar menerapkan kedisiplinan dalam menjalankan dollar cost averaging. “Karena kondisi volatile ini menurut kami tidak akan terlalu lama, setidaknya [hanya] sampai kuartal III nanti,” kata Edbert.
Investor juga bisa melirik saham-saham perdana (IPO) yang menawarkan peluang kenaikan harga. Meski, sekali lagi penting bagi investor untuk memiliki trading plan yang jelas bila hendak masuk dalam jangka pendek. Sedang bagi investor jangka panjang, mempelajari secara seksama profil emiten baru adalah wajib hukumnya.
Investasi Berbasis SBN Paling Menarik
Bagi investor dengan profil risiko konservatif yang tidak menyukai risiko terlalu besar dan tidak mempermasalahkan potensi return dengan kisaran lebih rendah, instrumen investasi berbasis pendapatan tetap masih jadi pilihan paling ideal pada kuartal dua ini.
“Yang berbasis SBN masih akan menarik karena pemodal global masih akan masuk menyusul ekspektasi bunga acuan yang akan mulai turun,” jelas analis.
Tingkat imbal hasil atau yield SBN terus melandai. Data Bloomberg pada tengah hari Selasa, memperlihatkan kebanyakan yield SBN aneka tenor menurun dipimpin oleh SBN tenor 10 tahun yang menurun 5,5 bps ke kisaran 6,705%. Penurunan yield mengindikasikan ada banyak aksi beli investor sehingga harga obligasi naik.
Perkiraan analis ada potensi aliran dana masuk hingga Rp 30 triliun pada April ini menyusul data inflasi domestik yang terus turun ditambah disinflasi di Amerika yang terus berlangsung. "Penurunan inflasi domestik dan bila data pasar tenaga kerja AS US nonfarm payroll menunjukkan penurunan di bawah konsensus, ada potensi aliran modal asing US$ 1 miliar - US$ 2 miliar pada April ini," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.
Sukuk Tabungan untuk Pemodal Ritel
Bagi pemodal ritel yang memiliki dana investasi kecil, bisa mempertimbangkan berinvestasi di Sukuk Tabungan (ST) yang dijadwalkan akan mulai ditawarkan setelah Lebaran yaitu mulai 2-24 Mei nanti. Berkaca pada penerbitan Sukuk Tabungan pada November 2022, pemerintah ketika itu menawarkan kupon 6,15% ketika posisi BI7DRR sebesar 4,75%.
SBN ritel itu memiliki tenor 2 tahun dengan fitur early redemption atau bisa dicairkan sebagian sebelum jatuh tempo. Selain itu pemberian kupon juga menganut skema floating with floor di mana 6,15% adalah besar kupon minimal.
Jadi, saat ada kenaikan BI7DRR, besar kupon akan disesuaikan. Dengan fitur-fitur itu, pemerintah berhasil menggaet minat investasi hingga Rp 10 triliun.
(rui)