Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor Mei terkontraksi (tumbuh negatif) 1,2% yoy.
Sedangkan, nilai impor RI pada Mei tercatat US$19,4 miliar. Terkontraksi (tumbuh negatif) 8,83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Sementara, realisasi impor memburuk dibandingkan April yang tumbuh 4,62% yoy. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan terjadi kontraksi impor sebesar 10% yoy pada Mei.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), impor berhasil tumbuh 14,82%
Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia pada Mei membukukan surplus US$2,93 miliar.
Neraca Perdagangan RI sudah mengalami surplus 49 bulan berturut-turut tanpa putus. Mendorong indeks terus merangkak naik hingga menyentuh level tertinggi di 6.791,52.
Adapun level terendah sejak pembukaan pagi ini ada di level 6.698,84.
Nilai transaksi sebesar Rp5,02 triliun usai sebanyak 14,64 miliar saham ditransaksikan. Frekuensi yang terjadi sejumlah 550 ribu kali.
Sebanyak 182 saham menguat. Kemudian, 381 saham melemah dan 199 saham tidak berubah.
Pada perdagangan Jumat (14/6/2024) sebelumnya, IHSG menutup hari di 6.734,83. Anjlok 1,42% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, dan menjadi yang terlemah sejak November 2023 atau terendah dalam delapan bulan.
(fad)