Logo Bloomberg Technoz

Penjualan Mobil-Motor Masih Minus, Rakyat Butuh Stimulus

Ruisa Khoiriyah
19 June 2024 13:35

Suasana pengunjung pameran mobil IIMS 2024 di JIExpo, Jakarta, Kamis (15/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana pengunjung pameran mobil IIMS 2024 di JIExpo, Jakarta, Kamis (15/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penjualan mobil di Tanah Air masih melanjutkan tren pelemahan yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. Meski mencatat kenaikan penjualan pada Mei dibanding April (month-on-month), baik untuk kategori wholesales (penjualan dari pabrikan ke dealer), maupun retail (dari dealer ke end user atau konsumen), secara tahunan kinerja penjualan mobil masih negatif alias terkontraksi hingga double digit

Kinerja penjualan mobil yang masih lesu itu lagi-lagi menggarisbawahi tren perlambatan konsumsi masyarakat terhadap barang -barang tahan lama alias durable goods yang terindikasi telah berlangsung sejak tahun lalu. Hal itu juga mencerminkan kelesuan investasi, terindikasi dari kecenderungan pemilik dealer mengurangi pembelian stok mobil untuk dijual lagi.

Di tengah tren ekspor yang sudah melewatkan puncak kenaikan, di mana pada Mei hanya tumbuh tak sampai 3%, konsumsi masyarakat yang kuat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi karena sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto bisa lebih dari 50%. Pelonggaran moneter yang sulit diharapkan terjadi tahun ini, menuntut upaya lebih besar dari sisi fiskal untuk merangsang konsumsi masyarakat.

Data terakhir yang dilansir oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil wholesales pada Mei mencapai 71.263 unit, naik 46,5% dibanding April yang cuma 48.637 unit. Namun, dibanding Mei tahun lalu, angkanya anjlok 13,3%. 

Begitu juga penjualan mobil retail yang tumbuh 22,7% pada Mei dibanding April, mencapai 72.137 unit. Namun, membandingkan Mei tahun lalu, angka penjualan anjlok 12,6%.