Logo Bloomberg Technoz

Kapasitas PLTU di RI 51 GW, Malah Bengkak Sejak Paris Agreement

Dovana Hasiana
19 June 2024 10:51

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Babelan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, (22/8/2023). (Muhammad Fadli/Bloomberg)
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Babelan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, (22/8/2023). (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Kapasitas terpakai dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang masih beroperasi di Indonesia dilaporkan mencapai 51,55 gigawatt (GW) pada 2023. 

Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2015 dan 2016 yang hanya berada pada rentang 20 GW hingga 40 GW.

Berdasarkan data Global Coal Plant Tracker dari Global Energy Monitor, memasuki Januari 2024, total kapasitas PLTU berbasis batu bara —yang masih dalam pembangunan dan prakonstruksi (diumumkan, praperizinan, mendapatkan izin) — di Indonesia mencapai 67,2 GW pada 2023. Angka ini memang jauh berkurang dibandingkan dengan pada 2015 yang hampir menyentuh 80 GW. 

Namun, Indonesia disebut harus menghentikan PLTU batu bara pada 2040 untuk memenuhi target Perjanjian Paris (Paris Agreement).

PLTU Paiton di Probolingggo, Jawa Timur./dok. PLN

Sekadar catatan, Paris Agreement atau Perjanjian Paris merupakan persetujuan negara-negara untuk menjaga pemanasan global pada level di bawah 2 derajat celcius. Indonesia melakukan ratifikasi pada 2016.