Akibatnya, pembangkitan listrik bertenaga batu bara menjadi turun. Bulan lalu, pembangkitan listrik tenaga batu bara tercatat 454 miliar KWh, turun 3,61% secara tahunan.
China adalah konsumen batu bara terbesar di dunia. Jadi saat penggunaan batu bara di China berkurang, maka akan sangat menentukan pembentukan harga.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terbenam di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 24,32. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun perlu diperhatikan indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 0. Sudah paling rendah, sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga batu bara berpeluang bangkit. Target resisten terdekat ada di US$ 139/ton. Jika tertembus, maka US$ 141/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 131/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun ke arah US$ 129/ton.
(aji)