Adapun, Hal ini juga disebabkan tak lain oleh adanya tren suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang akan bertahan lebih lama di level tinggi (Higher for Longer), dan juga pengetatan kebijakan yang tidak terduga oleh Bank Indonesia (BI) telah mencapai rekor tertinggi menjadi sebab arus keluar tersebut.
Morgan Stanley baru-baru ini juga memangkas peringkat saham Indonesia menjadi Underweight, mengutip ketidakpastian mengenai kebijakan fiskal.
Ditambah lagi, tekanan juga datang dari harga komoditas yang berfluktuasi tinggi di tengah ketidakstabilan prospek lanjutan konflik Timur Tengah, yang amat mempengaruhi pergerakan saham-saham komoditas pertambangan di pasar saham Indonesia.
Berikut 10 saham dengan net sell tertinggi selama semester I-2024:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp15,73 triliun
- PT Astra International Tbk (ASII) Rp4,3 triliun
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp3,6 triliun
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp1,37 triliun
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp1,09 triliun
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Rp1,03 triliun
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp891,65 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp810,65 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp692,11 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp689,5 miliar
Sebaliknya, masih banyak saham yang menjadi buruan investor asing. Berikut 10 saham dengan net buy terbesar.
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Rp5,64 triliun
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp2,07 triliun
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp1,01 triliun
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp949,96 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp925,18 miliar
- PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) Rp801,41 miliar
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp790,35 miliar
- PT MD Pictures Tbk (FILM) Rp713,69 miliar
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp602,21 miliar
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) Rp499,68 miliar
(ibn/dhf)