Selisih Imbal Hasil RI Melebar, Akankah Asing Lekas Masuk Lagi?
Ruisa Khoiriyah
18 June 2024 11:46
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar modal Indonesia masih tutup hari ini, Selasa (18/6/2024), memperingati Hari Raya Iduladha dan cuti bersama. Pasar akan kembali dibuka esok hari, Rabu (19/6/2024). Ini sekaligus menjadi pembukaan pasar pertama setelah terjadi kejatuhan nilai tukar, harga saham dan surat utang di ujung pekan lalu.
Menilik dinamika pasar global dan regional dua hari ini, terlihat bahwa sempat ada tekanan yang berlanjut di pasar saham maupun surat utang juga pelemahan nilai valuta Asia menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Namun, pada perdagangan hari ini, reli pasar saham di Wall Street yang memecah rekor baru sepertinya memberikan daya ungkit bagi pasar saham Asia yang berdampak juga pada pergerakan mayoritas valuta yang menguat meski dolar AS masih bertahan di level tinggi di 105,40.
Bagi pasar modal Indonesia, bila berkaca pada apa yang terjadi pada libur panjang long weekend sebelumnya, biasanya pasar akan mengejar lebih dulu ketertinggalan dua hari ini. Namun, ada potensi kebangkitan bila menilik posisi selisih imbal hasil surat utang Indonesia dengan Amerika yang saat ini sudah termasuk tertinggi di Asia.
Lonjakan imbal hasil surat utang RI (SBN) tenor 10Y hingga 21 bps pada Jumat pekan lalu hingga kini berada di 7,200%, juga tenor 5Y yang naik 13,4 bps ke 7,042%, telah memperlebar jarak dengan tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS. Yield Treasury 10Y kini ada di 4,267%. Alhasil, selisih imbal hasil alias yield spread Indonesia dengan Amerika kini semakin melebar menjadi hampir 300 bps.
Level itu membuat yield spread surat utang RI menjadi yang terlebar di antara negara-negara Asia lain. Dengan India misalnya, yang selama ini memiliki yield spread terlebar, Indonesia masih lebih unggul. Yield spread obligasi India dengan Treasury saat ini ada di 272 bps. Sedangkan yield spread Filipina juga lebih rendah di 238 bps.