Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia masih minim dinamika pada perdagangan pagi ini. Bagaimanakah prospek harga sang logam mulia untuk hari ini?
Pada Selasa (18/6/2024) pukul 08:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.322,08/troy ons. Naik tipis 0,06% dibandingkan hari sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,24% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga masih turun 4,35%.
Sebelum memutuskan jual atau beli, bagaimana pembacaan terhadap arah harga emas hari ini? Apakah ada peluang naik atau malah terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,91. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Adapun indikator Stochastic RSI berada di 42,2. Masih menempati area jual (short).
Sedikit lagi harga emas akan menyentuh titik support terdekatnya yaitu di US$ 2.321/troy ons. Jika sudah tersentuh, maka harga berpeluang bangkit.
Target resisten terdekat adalah US$ 2.332/troy ons. Penembusan di titik itu bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.344/troy ons.
Namun jika gagal bangkit, maka harga emas kemungkinan meluncur turun menuju support selanjutnya di US$ 2.319/troy ons. Support berikutnya akan berada di US$ 2.311/troy ons.
Sentimen Penggerak Harga Emas
Untuk perdagangan hari ini, ada sejumlah rilis data yang bisa mempengaruhi gerak harga emas. Pertama adalah pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Sentral Australia (RBA). Konsensus pasar memperkirakan Gubernur Michele Bullock dan sejawat akan mempertahankan suku bunga acuan di 4,35%.
Berikutnya adalah rilis data inflasi Zona Euro periode Mei. Konsensus pasar memperkirakan laju inflasi bulan lalu di 2,6% year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan April yang sebesar 2,4% yoy.
Perkembangan inflasi akan menentukan arah suku bunga acuan. Sebagai informasi, ECB sudah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% dalam rapat bulan ini.
Kemudian malam nanti waktu Indonesia akan dirilis data penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) periode Mei. Konsensus pasar memperkirakan penjualan ritel tumbuh 2,8% yoy, sedikit melambat ketimbang April yang sebesar 3% yoy.
(aji)