Lebih lanjut, BI juga membeberkan beberapa langkah yang ditempuh pihaknya dan pemerintah untuk mengendalikan inflasi.
Pertama, memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk antisipasi dampak perubahan iklim. Kedua, mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian.
Ketiga, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, Keempat memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik yang terintegrasi. Kelima, memperkuat sinergi dan koordinasi di tingkat pusat dan daerah.
“Pemerintah dan BI akan terus memperkuat pengendalian inflasi melalui pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan,” pungkas BI.
Sebagai informasi, pada Senin (3/6/2024), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan terjadi deflasi 0,03% pada Mei dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 0,25% mtm.
Dibandingkan Mei tahun lalu (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 2,84%. Di bawah April yang sebesar 3% yoy.
"Deflasi ini adalah yang pertama sejak Agustus 2023," ungkap Amalia saat konferensi pers kala itu.
Komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi 0,15%. Kemudian, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing 0,03%. Lalu, tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,02%.
"Komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antara kota dengan andil deflasi 0,03%," tutur Amalia.
Selanjutnya, tarif angkutan udara juga memberi andil deflasi sebesar 0,02%, serta tarif kereta api dengan andil deflasi sebesar 0,01%.
(azr/frg)