Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP), Achmad Baidowi atau Awiek mengakui banyaknya desakan dari sejumlah kader partai tersebut untuk menggelar muktamar. Meski demikian, dia enggan mengkonfirmasi permintaan muktamar tersebut berkaitan dengan desakan mundur kepada pejabat pelaksana tugas (plt) Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono.
“PPP sebagai partai ummat tentu desakan-desakan tersebut merupakan bagian demokrasi,” kata Awiek saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (17/6/2024).
Menurut dia, para kader memiliki mekanisme dan sistem untuk menyampaikan aspirasi termasuk usulan muktamar luar biasa (MLB). Jika sesuai jadwal, partai berlambang Kabah tersebut seharusnya baru akan menggelar muktamar pada 2025. Pelaksanaan muktamar bisa dipercepat atau kerap disebut muktamar luar biasa jika hal tersebut secara bulat diajukan dua sepertiga dari dewan pimpinan wilayah dan dewan pimpinan cabang PPP di seluruh wilayah Indonesia.
"Ini sesuai anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, MLB ada mekanismenya," ujar Awiek.
Berdasarkan kabar yang beredar, para kader PPP kecewa terhadap kepemimpinan Mardiono. Hal ini erat kaitannya dengan gagalnya PPP lolos ke DPR atau mencapai parliamentary threshold 4% pada Pileg 2024. Pada pemilu lalu, partai berlambang Kabah ini hanya mengantongi 3,87% suara nasional.
“Kami sudah berusaha maksimal meraih suara rakyat. Karena itu, kami menyampaikan permohonan maaf belum bisa sesuai ekspektasi,” kata Awiek.
Meskipun begitu, dia mengutip perkataan Mardiono tentang adanya potensi bagi PPP untuk tetap mengirimkan kadernya ke DPR. Hal ini merujuk pada belum adanya keputusan KPU soal daftar anggota DPR periode 2024-2029.
Selain itu, menurut dia, hasil pemilu 2024 menjadi evaluasi PPP untuk dapat mempersiapkan perjalanan menuju pemilu 2029. “Kami percayakan langkah dan upaya tersebut kepada pimpinan partai untuk tetap menjaga asa,” kata dia.
(azr/frg)