Logo Bloomberg Technoz

Puncak Kasus DBD Diramal Sekitar Juli—Agustus, Saat Kemarau

Dinda Decembria
17 June 2024 18:30

Ilustrasi penyemprotan nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo By anankkml via Envato)
Ilustrasi penyemprotan nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo By anankkml via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi memperingatkan bahwa kemarau diperkirakan meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Terlebih, kata dokter Imran nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat.

“Jadi, kita dapat penelitian, waktu suhunya 25 derajat celcius itu nyamuk menggigitnya 5 hari sekali. Namun, kalau suhunya 20 derajat celcius, nyamuk akan menggigit 2 hari sekali. Ini dapat meningkatkan potensi kasus terjadi saat Juli dan Agustus saat suhu udara tinggi,” kata Imran melalui riilis Kemenkes, dikutip Senin (17/6/2024).

Imran melanjutkan kasus DBD di Indonesia mengalami pemendekan siklus, yang mengakibatkan peningkatan incidence rate (IR) dan penurunan case fatality rate (CFR).

“Terjadi pemendekan siklus tahunan dari 10 tahun menjadi 3 tahun bahkan kurang, yang disebabkan oleh fenomena El Nino,” tambah Imran.

Petugas melakukan pengasapan atau fogging nyamuk demam berdarah di kawasan Mampang, Rabu (24/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)