PLTA Mentarang Induk pun ditargetkan beroperasi secara komersial atau commercial operation date (COD) pada 2030.
“PLTU juga dapat dibangun dengan cepat sehingga ADRO dapat segera mewujudkan komitmennya dalam berpartisipasi pada program hilirisasi mineral pemerintah,” ujar Febrianti kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (17/6/2024).
Febrianti menggarisbawahi saat ini Indonesia masih ketergantungan terhadap impor atas produk aluminium hingga 1 juta ton/tahun. Dengan demikian, proyek smelter aluminium milik perusahaan dianggap dapat mengurangi defisit perdagangan dan meningkatkan devisa negara.
Selain itu, upaya ADRO dalam meningkatkan ketersediaan aluminium diharapkan turut membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia serta berperan dalam mewujudkan industri yang rendah karbon untuk mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) Indonesia pada kemudian hari.
Upaya NZE
ADRO, kata Febrianti, juga telah mengeluarkan pernyataan NZE yang mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan pencapaian NZE pada 2060 atau lebih awal dengan berbagai upaya.
“Kami juga telah memulai perhitungan emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasional, scope 1 dan scope 2, dan terus melaksanakan berbagai upaya pengurangan atau sekuestrasi [penangkapan dan penyimpanan] emisi GRK,” ujarnya.
Selain itu, ADRO juga telah memelopori beberapa inisiatif seperti pabrik biodiesel dan fasilitas pengolahan air. Perusahaan juga telah memasang fotovoltaik surya [PV] surya di Kelanis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar diesel.
“Kami berencana untuk meningkatkan kapasitas PV surya dan mempertimbangkan untuk melakukan elektrifikasi pada bagian-bagian rantai pasokan kami untuk mengurangi penggunaan solar dan mengurangi carbon footprint,” ujarnya.
Laju ekspansi yang kencang dari perusahaan-perusahaan tambang batu bara serta masih berlanjutnya PLTU captive dituding menjadi alasan Indonesia terus terhambat dalam mengeksekusi transisi menuju NZE.
Tidak hanya ADRO, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan Geo Energy Resources Ltd (GEOE), yang tercatat berencana menaikkan kapasitas tambang batu baranya menjadi total 58 juta ton.
“Ekspansi infrastruktur batu bara tersebut menghambat peluang Indonesia untuk memenuhi komitmen Perjanjian Paris,” papar IEEFA dalam laporan risetnya yang dilansir Kamis (13/6/2024).
(dov/wdh)