Logo Bloomberg Technoz

Nikel RI Masuk LME: Peluang Perluas Ekspor Selain ke China

Dovana Hasiana
17 June 2024 16:30

Seorang pekerja memegang sepotong Bessemer matte di pabrik peleburan./Bloomberg-Cole Burston
Seorang pekerja memegang sepotong Bessemer matte di pabrik peleburan./Bloomberg-Cole Burston

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai nikel asal Morowali yang melantai di bursa komoditas logam London Metal Exchange (LME) merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor.

Sekadar catatan, berdasarkan data milik Kementerian Perdagangan yang diolah melalui Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor bijih nikel US$1,09 miliar pada 2019 ke seluruh dunia. Selanjutnya, bijih nikel paling banyak dieskpor ke China senilai US$1,05 miliar, Ukraina US$43,6 juta dan Jepang US$1,72 juta.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, China merupakan negara tujuan utama ekspor Indonesia pada Januari 2024. Adapun, volume ekspor mencapai 106,19 juta ton. Dengan demikian, volume ekspor ke China mencapai 86,23% dari total keseluruhan 123,15 juta ton.

Fahmy menggarisbawahi sebagian besar nilai tambah atau hilirisasi nikel Indonesia dinikmati oleh China. Hal ini menyusul kebijakan larangan ekspor bijih nikel untuk melakukan hilirisasi. Walhasil, penambang Indonesia harus menjual nikel kepada smelter, yang mayoritas berasal dari China.

Ilustrasi penambangan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. (Dok: Bloomberg)

Sementara itu, Fahmy mengatakan, China seringkali membeli bijih nikel Indonesia dengan harga lebih murah dibandingkan harga di pasar dunia.