Logo Bloomberg Technoz

Nilai impor BBM pada 2022 tercatat mencapai US$ 24,07 miliar. Terjadi lonjakan 67% dibandingkan impor 2012 yang sebesar US$ 14,39 miliar.

Harga minyak yang bergerak naik, juga permintaan yang meningkat, berpotensi mengakibatkan defisit neraca perdagangan hasil minyak Indonesia melebar. Terlebih saat ini harga komoditas ekspor unggulan Indonesia lainnya, seperti batu bara berada di level yang rendah.

"Risiko bagi Indonesia adalah ketika lonjakan harga minyak tidak berjalan seiring dengan komoditas lain seperti saat ini. Terakhir kali harga minyak melampaui US$ 100/barel, harga patokan batu bara dan minyak sawit masing-masing mencapai lebih dari US$ 300 dan MYR7.000, tetapi saat ini sebagian besar komoditas tetap datar di tengah reli harga minyak," kata Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.

Neraca Perdagangan Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

BPS mencatat harga minyak dunia naik sebesar 44,87% pada tahun 2021 dibandingkan periode sebelumnya. Dalam periode yang sama, nilai impor minyak Indonesia meningkat sebesar 19,79%. Hal ini menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia semakin melebar, mencapai angka US$ 2,07 miliar pada bulan Januari 2022.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga berdampak pada inflasi di Indonesia. Data dari BPS menunjukkan bahwa inflasi naik 0,18% pada bulan Maret 2023, dengan kontribusi terbesar dari harga bahan bakar dan makanan. Ini akan berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun dan sulitnya pengendalian inflasi.

Inflasi domestik terus melandai dengan perkiraan dampak kenaikan BBM berakhir lebih cepat pada September (Bloomberg)

Pemerintah Indonesia juga harus menanggung beban subsidi bahan bakar yang semakin meningkat. Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa anggaran subsidi bahan bakar mencapai Rp 502,4 triliun pada 2022, meningkat tiga kali lipat dari Rp 152 triliun pada 2021.

Anggaran tersebut merupakan beban fiskal yang besar bagi pemerintah. Anggaran subsidi BBM juga akan mengurangi ruang fiskal untuk program pembangunan lainnya.

Harga BBM di dalam negeri per 1 April 2023 tengah mengalami penurunan. Tergambar dari realisasi harga oleh Pertamina, Shell, dan BP sebagai penyediaan BBM di Indonesia. Namun Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menuturkan dengan adanya penyesuaian harga minyak dunia ini, peluang penurunan harga BBM dalam negeri dalam beberap bulan ke depan akan mengecil.

Ia berharap harga BBM dapat kembali turun agar lebih terjangkau, terlebih didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah. "Tapi kalau kenaikan, relatif bisa ditahan pemerintah terutama untuk BBM bersubsidi, karena ini berkaitan dengan kapasitas fiskal pemerintah," kata Komaidi.

(evs/wep)

No more pages