Bloomberg Technoz, Jakarta - Para pemodal asing banyak melepas kepemilikan surat utang rupiah mereka ketika sentimen pasar global memburuk ditambah kekhawatiran akan masa depan fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru yang akan diresmikan Oktober nanti.
Para pemodal asing tercatat telah menjual surat utang RI (SBN) sebesar US$49,6 juta atau sekitar Rp812,15 miliar pada 12 Juni lalu, mengacu pada data yang dilansir oleh Kementerian Keuangan terakhir. Nilai penjualan SBN oleh investor asing itu menjadi yang terbesar sejak 15 Mei, berdasarkan data historis yang dikompilasi oleh Bloomberg.
Sementara pada 14 Juni atau Jumat pekan lalu ketika tekanan memuncak, asing juga mencatat penjualan bersih di saham sebesar US$44,4 juta, sekitar Rp727 miliar.
Tekanan jual di pasar saham dan surat utang akhirnya semakin menyeret nilai rupiah hingga menyentuh level terlemah baru sejak awal April 2020 di Rp16.412/US$, menutup pekan lalu.
IHSG menjebol level psikologis lemah baru di 6.734,83 pada Jumat. Sedangkan imbal hasil SBN juga melesat tinggi tertekan aksi jual di mana SBN acuan 10 tahun saat ini sudah menyentuh 7,200%, naik 16 bps dalam sehari. SBN tenor 5Y naik 13,4 bps menyentuh 7,042%.
Tenor lebih pendek 2Y juga naik 4,6 bps ke 6,633%. Lalu, tenor panjang 30Y melesat 7,2 bps ke 7,126%.
Asing berburu ke India dan Malaysia
Ketika para investor asing melepas saham dan surat utang dari pasar Indonesia, dana para pemodal global itu beralih memburu saham dan obligasi di negara Asia lain seperti India, Malaysia, Taiwan serta Korea Selatan.
Mengacu data Bloomberg, pada 13 Juni lalu, pemodal asing memborong obligasi negara pemerintah India senilai US$114,8 juta, sekitar Rp1,87 triliun dengan kurs dolar AS saat ini.
Asing juga berburu saham dari bursa India dengan nilai pembelian bersih mencapai US$331,6 juta pada tanggal yang sama. Ini menjadi reli pembelian oleh asing di saham-saham India dalam lima hari berturut-turut.
Pemodal asing juga memborong saham di bursa Malaysia pada 13 Juni lalu senilai US$41,9 juta. Serta berburu saham di Taiwan dengan nilai fantastis mencapai US$711,5 juta.
Saham dan surat utang Korea Selatan juga menjadi favorit para pemodal dunia di mana pada 14 Juni, investor asing memborong US$158,8 juta obligasi Negeri Ginseng. Sedangkan di pasar saham, para pengelola dana global juga memborong US$408 juta pada tanggal yang sama.
(rui)