Chief Executive Officer (CEO) London Bullion Market Association (LBMA), Ruth Crowell mengatakan bahwa pasar China sangat mungkin menjadi pendorong terbesar dalam penemuan harga, dengan proyeksinya bahwa permintaan emas di Asia akan terus berlanjut. Faktor yang disebutkan di atas membuat logam emas lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.
Reli emas batangan belum terbendung pasca rekor kenaikan 16% sejak pertengahan Februari. Kepala analisis pasar di StoneX Financial Ltd Rhona O'Connell menyatakan bahwa perubahan sentimen jelas telah membawa harga baru yang lebih tinggi.
"Dan itu membuat orang-orang kembali tertarik. (Tapi) ini bukan hanya reaksi terhadap harga, ini adalah reaksi terhadap faktor yang mendorong harga, yaitu ketidakpastian dan konsep risiko," jelas dia.
Di Jepang, pembelian tetap tinggi meskipun yen yang melemah membuat emas batangan jauh lebih mahal bagi pembeli di sana. "Kami melihat adanya penjualan tentu saja, tetapi lebih banyak pembelian, pada level tertinggi yang historis ini. "Ini tidak pernah terjadi di masa lalu," kata Bruce Ikemizu, direktur utama Japanese Bullion Market Association.
Namun, dalam jangka panjang, ada alasan untuk meredam tren bullish ini karena prospek geopolitik mungkin akan stabil setelah siklus pemilu besar-besaran tahun ini berakhir.
"Hal ini menghilangkan satu elemen pendukung, kecuali rezim yang berkuasa cukup membuat masyarakat khawatir," pungkas O'Connell.
- Dengan asistensi Sybilla Gross dan Hidayat Setiaji.
(wep)