Kelompok kampus ‘junk’ ini juga menghadapi minimnya jumlah mahasiswa yang mendaftar dan kenaikan biaya.
Hal ini mendorong beberapa sekolah untuk menutup atau bergabung dengan institusi yang lebih besar.
Dalam kaitan itu, sekolah yang berbasis di Houghton, New York, ini memiliki “rekam jejak penggalangan dana yang baik” dan diharapkan dapat mendukung neraca keuangannya, menurut S&P. Prospek universitas ini stabil.
Houghton mengatakan bahwa mereka telah bertindak untuk menopang neraca keuangannya. “Tindakan-tindakan tersebut meliputi konsolidasi dan pembiayaan kembali utang jangka panjang, investasi yang signifikan dalam pertumbuhan jumlah mahasiswa, dan implementasi rencana strategis baru,” kata Wayne D. Lewis, Jr. rektor universitas tersebut, melalui email.
“Strategi ini telah membuahkan hasil dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan jumlah dana abadi yang mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yaitu US$80 juta.”
Houghton tidak memiliki rencana untuk menambah utang institusional, tambahnya.
Pada musim gugur 2023, sekolah ini memiliki 775 mahasiswa sarjana dan 37 mahasiswa pascasarjana, menurut situs resmi mereka.
(bbn)