Dalam kaitan itu, Luhut juga mendorong produsen tenaga surya dan rantai pasok atau supply chain China untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Permintaan tersebut dibuat karena Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang besar, yakni sebesar 3000 gigawatt (GW), serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11GW hingga pada 2035.
“Perihal peningkatan kualitas udara, kami juga meminta dukungan technical assistance untuk penurunan polusi dari pembangkit listrik tenaga uap [PLTU] di Indonesia. Saya juga mengundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang,” ujarnya.
Luhut menggarisbawahi, China dan Indonesia akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik bersama pada 2025.
Luhut berharap hubungan bilateral kedua negara tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.
“Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya,” tutupnya.
(bbn)