Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Kamis (13/6/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Luhut menekankan dua langkah terkait kerja sama antara kedua negara, termasuk soal baterai dan panel surya.
Pertama, Luhut meminta pembentukan satuan tugas atau task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan.
Kedua, tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat diarahkan untuk implementasi berdasarkan berbagai nota kesepahaman atau memorandum of understanding government to government (G2G) yang telah ditandatangani pada 2023 lalu, untuk bidang kerja sama ekonomi digital, transisi energi dan hilirisasi.
“Saya juga sampaikan agar perusahaan-perusahaan China yang telah bekerjasama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air, khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia,” ujar Luhut dalam akun resmi Instagram, dikutip Sabtu (15/6/2024).
Dalam kaitan itu, Luhut juga mendorong produsen tenaga surya dan rantai pasok atau supply chain China untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Permintaan tersebut dibuat karena Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang besar, yakni sebesar 3000 gigawatt (GW), serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11GW hingga pada 2035.
“Perihal peningkatan kualitas udara, kami juga meminta dukungan technical assistance untuk penurunan polusi dari pembangkit listrik tenaga uap [PLTU] di Indonesia. Saya juga mengundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang,” ujarnya.
Luhut menggarisbawahi, China dan Indonesia akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik bersama pada 2025.
Luhut berharap hubungan bilateral kedua negara tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.
“Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya,” tutupnya.
(bbn)