Belakangan, sejumlah sayap organisasi PPP juga mulai menyuarakan sikap untuk menentang kepemimpinan Mardiono cs. Mereka menilai, kekalahan PPP sebagai andil dari sikap dan keputusan elit partai dalam mengambil kebijakan politik di Indonesia.
Suharso sebenarnya juga tak mau berkomentar tentang buruknya hasil raport kepemimpinan Mardiono. Akan tetapi, dia memberikan sinyal dukungan agar Mardiono mundur.
"Saya bukan orang yang pantas menilai," kata Suharso. "Mudah-mudahan [ketum PPP] yang akan datang bisa lebih baik lagi."
Mardiono diangkat menjadi Plt usai jabatan Suharso sebagai Ketum PPP dicopot, September 2022. Saat itu, sejumlah kader PPP mengkritik pendapat Suharso yang mengatakan pemberian amplop pada kiayi sebagai benih tindak pidana korupsi.
(azr/frg)