Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan akan menindak tegas PT ITSS.
Dari hasil investigasi awal, tegas Luhut, terdapat indikasi tindakan yang melanggar SOP yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, akibatnya terjadi kecelakaan dan korban jiwa.
Selanjutnya, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah menetapkan dua tersangka dalam kasus ledakan tersebut. Kedua tersangka tersebut merupakan tenaga kerja asing yang berasal dari China.
Mereka adalah Supervisor Furnace PT Zhao Hui Nikel yang diperbantukan ke PT ITSS, laki-laki dengan inisial Z G. Tersangka lain yakni Wakil Supervisor PT Ocean Sky Metal Indonesia (OSMI), laki-laki berinisial Z.
“Kedua tersangka dijerat Pasal 188 KUHPidana dan Pasal 360 KUHPidana subsider pasal 359 KUHPidana,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Djoko Wienartono saat dihubungi, Minggu (19/2/2024).
Namun, Djoko belum menjelaskan secara terperinci alasan kedua WNA tersebut ditetapkan sebagai tersangka.
Kecelakaan Terbaru
Selanjutnya, tungku smelter feronikel ITSS di kawasan IMIP dikabarkan kembali meledak pada Kamis (13/6/2024) pukul 22.00 WITA. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali Henry.
“Hal ini menunjukan tidak ada perbaikan yang berarti dilakukan oleh PT ITSS untuk melakukan pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap buruh sehingga kecelakaan yang sama terulang kembali di bagian dan tempat yang sama,” ujar Henry dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengklarifikasi bahwa kecelakaan terbaru di tungku smelter feronikel ITSS bukan diakibatkan oleh ledakan, melainkan semburan uap panas.
Manager Media Relations IMIP Dedy Kurniawan membenarkan bahwa terdapat 2 karyawan yang tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Bungku, Morowali, Sulawesi Tengah akibat insiden tersebut.
Kini, Dedy mengatakan, kondisi kedua korban dikabarkan membaik.
“Sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik,” ujar Dedy dalam siaran pers, Jumat (14/6/2024).
(dov/wdh)