Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemimpin senior Hamas mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang diminta Hamas terhadap proposal gencatan senjata oleh Amerika Serikat "tidak signifikan", termasuk penarikan pasukan Israel secara menyeluruh dari Jalur Gaza.
Melansir Reuters, Jumat (14/6/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Hamas telah mengusulkan banyak perubahan, beberapa tidak dapat diterapkan, pada proposal yang didukung oleh AS, tetapi para mediator bertekad untuk menutup kesenjangan.
AS telah mengatakan bahwa Israel telah menerima proposalnya, tapi Israel belum secara terbuka menyatakan hal itu. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa Israel tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri serangannya sebelum Hamas musnah.
Pemimpin senior Hamas mengatakan bahwa organisasinya telah menuntut untuk memilih daftar 100 orang Palestina yang telah dijatuhi hukuman panjang untuk dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Dokumen Israel telah mengecualikan 100 tahanan dengan hukuman yang panjang dan membatasi pembebasan hanya untuk tahanan dengan sisa hukuman kurang dari 15 tahun.
"Tidak ada amandemen signifikan yang, menurut kepemimpinan Hamas, menjamin keberatan," kata pemimpin Hamas.
Tuntutan kelompok itu juga mencakup rekonstruksi Gaza; pencabutan blokade, termasuk membuka penyeberangan perbatasan; mengizinkan pergerakan orang; dan mengangkut barang tanpa batasan," kata pemimpin senior Hamas itu.
Para negosiator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah mencoba selama berbulan-bulan untuk memediasi gencatan senjata dalam konflik--yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan daerah kantong yang padat penduduk--serta membebaskan para sandera, yang lebih dari 100 di antaranya diyakini masih ditawan di Gaza.
Negara-negara besar sedang mengintensifkan upaya-upaya untuk meredakan konflik ini, sebagian untuk mencegah konflik ini berkembang menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas, dengan titik nyala yang berbahaya adalah meningkatnya permusuhan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Pertempuran di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika para militan yang dipimpin oleh Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan menewaskan 1.200 warga Israel serta menyandera lebih dari 250 orang, menurut perhitungan Israel.
Perang udara dan darat Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza, membuat sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi dan menghancurkan perumahan dan infrastruktur.
(red/ros)