Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

Cara Mengukur Harga Saham Secara Wajar, Murah atau Mahal?


Karyawan memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Jakarta - Berinvestasi saham menjadi aktivitas mengembangbiakkan dana yang menarik bagi para investor. Namun, untuk berinvestasi saham di pasar modal, investor harus melakukan analisis terlebih dahulu sebelum memilih saham yang akan masuk ke dalam portofolio investasi sang investor. Tujuannya, agar hasil investasi (return) sesuai dengan yang diharapkan dan meminimalisasi risiko kerugian.

Terdapat dua tipe investor saham yakni investor yang berfokus pada analisis fundamental dan investor yang berfokus pada analisis teknikal. Investor dengan analisis fundamental, akan berfokus pada investasi untuk jangka panjang pada saham-saham yang memiliki fundamental yang baik. 

Sementara investor teknikal akan berfokus pada investasi jangka pendek atau disebut trader. Para trader juga dijuluki para trader yang rutin bertransaksi, yang bertransaksi setiap hari. Investor pemula bisa dengan mudah terbawa aksi “pump and dump” saham, alias aksi sekumpulan spekulator yang membuat suatu saham seolah-olah diminati banyak pembeli dan harga saham menjadi naik.

Saham yang dijadikan bahan manipulasi oleh bandar untuk memanipulasi pasar. Sebetulnya saham-saham yang dijadikan bahan spekulasi ini kinerjanya tidak terlalu baik. Tetapi dibuat seolah-seolah sangat menarik. Investor yang terkecoh akan mengira saham tersebut bagus dan layak beli.

Ketika sudah banyak investor awam yang membeli, dan harga saham tersebut semakin naik, sang pemodal yang lebih besar seketika menjual saham-sahamya sehingga harga saham kembali turun, dan investor awam yang membeli di harga yang tidak semestinya harus gigit jari.