Logo Bloomberg Technoz

Utang Publik RI Sudah Jebol Rp15.867 T, Prabowo Mau Tambah Lagi?

Ruisa Khoiriyah
14 June 2024 13:30

Prabowo Subianto di acara Qatar Economic Forum, dalam sesi wawancara dengan Haslinda Amin dari Bloomberg TV (Christopher Pike/Bloomberg)
Prabowo Subianto di acara Qatar Economic Forum, dalam sesi wawancara dengan Haslinda Amin dari Bloomberg TV (Christopher Pike/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Wacana Prabowo Subianto akan mengerek rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 50% dalam lima tahun pemerintahannya memicu kecemasan para investor di pasar keuangan. Muncul kekhawatiran terhadap kondisi fiskal atau keuangan negara di bawah pemerintahan baru era presiden terpilih 2024-2029 Prabowo yang tampak dari aksi investor yang dilakukan hari ini.

Investor memilih mengurangi risiko dengan keluar dari pasar. Harga saham dan surat utang negara terseret turun, nilai tukar rupiah anjlok dengan cepat menjebol level psikologis Rp16.300/US$ dan kini bahkan mendekati Rp16.400/US$. Di pasar spot jelang pembukaan pasar Eropa, rupiah masih tertekan di Rp16.375/US$, melemah terdalam di Asia.

Kekhawatiran investor terhadap beban utang Indonesia yang semakin membengkak memang cukup beralasan mengingat posisi utang negeri ini yang sudah cukup besar.

Menilik data terakhir yang dilansir oleh Kementerian Keuangan, nominal utang RI sampai akhir April mencapai Rp8.338,4 triliun. Kemenkeu menyebut, rasio utang itu masih di batas aman setara 38,64% dari PDB.

Perekonomian Indonesia pada 2023, yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku, mencapai Rp20.892,4 triliun. PDB per kapita mencapai Rp75,0 juta atau US$4.919,7. Memakai angka itu, maka rasio utang dibanding PDB Indonesia 39,91%.