Persentase itu lebih buruk dibanding peso Filipina yang hanya melemah 5,85% terhadap dolar AS dibanding posisi akhir 2023.
Kinerja rupiah juga lebih buruk dibanding ringgit Malaysia yang hanya melemah 2,57%, dan Rupee India yang hanya melemah 0,38%.
Rupiah hanya sedikit lebih unggul dibanding pelemahan won Kora Selatan terhadap dolar AS yang sebesar 6,97%, dan Yen Jepang yang melemah 11,94%.
Perry juga menjelaskan bank sentral terus melakukan banyak langkah untuk stabilisasi nilai tukar. Beberapa langkah yang dimaksud antara lain, melakukan intervensi nilai tukar, menarik portofolio asing ke dalam negeri.
"Semua berjalan baik, stabil dan sudah diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo," kata Perry.
Rupiah Nyaris ke Level Rp16.400/US$
Rupiah ambrol cepat pagi ini, Jumat (14/6/2024) sejak pembukaan pasar dan kini rontok tak terbendung mendekati level psikologis terlemah baru di Rp16.400/US$ tertekan aksi jual pemodal di pasar saham dan pasar surat utang yang masih terus membesar hingga saat ini.
Kekhawatiran meningkat cepat di kalangan para pemodal yang mencemaskan kondisi fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru nanti yang dikabarkan akan mengerek rasio utang hingga 50% demi mendukung berbagai program populis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus makin dalam menuju 6.700, sementara di pasar surat utang semua kurva terlihat mencatat kenaikan imbal hasil, cermin tekanan harga. Yield SUN 10Y kembali naik ke 7,021%, sedangkan tenor 2Y saat ini di 6,667%. Tenor 5Y kini sudah menjebol 7,039%.
Rupiah tergerus cepat dan saat ini sudah melemah 0,72% menyentuh Rp16.387/US$, itu menjadi level terlemah rupiah sejak 1 April 2020, terburuk sejak pandemi pecah empat tahun lalu.
Pemodal asing sudah melepas US$2,2 miliar saham dari bursa Indonesia sejak awal April saja. Dari pasar surat utang, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) berkurang tinggal Rp804,78 triliun per 12 Juni lalu menurut data Kementerian Keuangan.
Pada hari itu, asing mencatat penjualan bersih di SBN senilai Rp802,43 miliar.
Pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto disebut berencana menaikkan rasio utang hingga 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB), demi mendanai berbagai program populis berbiaya besar seperti makan siang gratis hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Rasio utang 50% dari PDB akan menjadi yang tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Mengutip sumber Bloomberg, Jumat (14/6/2024), pemerintahan Prabowo berniat menaikkan rasio utang sebesar 2 poin persentase setiap tahun selama 5 tahun ke depan, berdasarkan informasi dari orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
(red)