Sebanyak 165 saham naik. Sementara, 320 saham turun dan 241 saham tidak bergerak.
Saham BRI (BBRI) Rekor Terendah
Ada penurunan harga saham empat bank besar di balik penurunan indeks 0,35% ke level 6.807/saham pada pukul 10.28.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (14/6/2024), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kehilangan 50 poin atau setara 1,16% ke level Rp4.260/saham. Level ini merupakan rekor terendah sejak 2022.
Nilai transaksi saham BBRI sebesar Rp497,37 miliar usai 116,34 juta saham ditransaksikan. Frekuensi yang terjadi sebanyak 20.573 kali.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga kompak melemah.
Saham BMRI turun 0,85% ke level Rp5.825/saham. Level ini tercapai setelah 50,42 juta saham ditransaksikan senilai Rp292,93 miliar.
Kemudian, saham BBNI turun 2,01% ke level Rp4.390/saham. Nilai transaksi sebesar Rp79,77 miliar dengan volume transaksi 18,07 juta saham.
Hanya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menguat di jajaran empat bank besar. Harganya naik 25 poin atau setara 0,27% ke level Rp9.225/saham.
Wacana Rasio Utang Prabowo
Rupiah ambrol cepat pagi ini, Jumat (14/6/2024) sejak pembukaan pasar dan kini rontok tak terbendung mendekati level psikologis terlemah baru di Rp16.400/US$ tertekan aksi jual pemodal di pasar saham dan pasar surat utang yang masih terus membesar hingga saat ini.
Kekhawatiran meningkat cepat di kalangan para pemodal yang mencemaskan kondisi fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru nanti yang dikabarkan akan mengerek rasio utang hingga 50% demi mendukung berbagai program populis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus makin dalam menuju 6.700, sementara di pasar surat utang semua kurva terlihat mencatat kenaikan imbal hasil, cermin tekanan harga. Yield SUN 10Y kembali naik ke 7,021%, sedangkan tenor 2Y saat ini di 6,667%. Tenor 5Y kini sudah menjebol 7,039%.
Rupiah tergerus cepat dan saat ini sudah melemah 0,72% menyentuh Rp16.387/US$, itu menjadi level terlemah rupiah sejak 1 April 2020, terburuk sejak pandemi pecah empat tahun lalu.
Pemodal asing sudah melepas US$2,2 miliar saham dari bursa Indonesia sejak awal April saja. Dari pasar surat utang, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) berkurang tinggal Rp804,78 triliun per 12 Juni lalu menurut data Kementerian Keuangan.
Pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto disebut berencana menaikkan rasio utang hingga 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB), demi mendanai berbagai program populis berbiaya besar seperti makan siang gratis hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Rasio utang 50% dari PDB akan menjadi yang tertinggi dalam dua dekade terakhir.
(fad/dhf)