Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Tersungkur, Dunia Usaha dan Sektor Riil Makin Babak Belur

Pramesti Regita Cindy
14 June 2024 11:10

Ilustrasi Wanita Pekerja (Bloomberg)
Ilustrasi Wanita Pekerja (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan pelaku usaha. Terlebih, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, kondisi ini kian membuat kondisi iklim bisnis dan pasar kerja di Indonesia kian tidak kondusif.

"Pelemahan hingga ke level Rp16.358/US$ ini sangat tidak kondusif untuk pelaku usaha. Level Rp16.000 saja sebetulnya sudah sangat mendongkrak cost of doing business di Indonesia menjadi makin mahal, tidak affordable, dan tidak kompetitif untuk pertumbuhan industri dalam negeri maupun untuk ekspor," jelas Shinta kepada Bloomberg Technoz, Jumat (14/6/2024).  

Kenaikan biaya berusaha ini, lanjut Shinta, tidak hanya terbatas pada pembengkakan beban impor bahan baku dan bahan penolong, tetapi juga mencakup komponen biaya usaha lainnya seperti logistik, transportasi, dan beban pembiayaan. 

Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani dalam acara Bloomberg Technoz Ecofest di Jakarta, Rabu (27/9/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Akibatnya, lanjutnya, kinerja sektor riil berisiko menurun, potensi penciptaan lapangan kerja berkurang, risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) meningkat, dan kapasitas produksi menurun.

Tak hanya itu, peningkatan volatilitas dan spekulasi pasar keuangan yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar, dinilainya dapat memberikan tekanan tambahan pada stabilitas makro ekonomi nasional.