Logo Bloomberg Technoz

Modal Hilirisasi Nikel Tak Cukup Bikin RI Jadi Raja Baterai EV

Dovana Hasiana
14 June 2024 10:40

Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ambisi Presiden Joko Widodo agar Indonesia menjadi episentrum global produksi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dinilai membutuhkan beberapa strategi, di mana modal memiliki sumber daya nikel melimpah tidak cukup.

Sekadar catatan, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 17,6 miliar ton per 2022, sedangkan cadangan bijihnya 5,2 miliar ton

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Padjadjaran Yayan Satyaki mengatakan menjual ekstraksi sumber daya alam tanpa memiliki nilai tambah tidak relevan untuk menjawab tantangan global.

Secara konsep, kata Yayan, tantangan industri global mengarah pada penghematan sumber daya alam dan mengurangi emisi. 

Produsen nikel terbesar di dunia./dok. Bloomberg

Dalam kaitan itu, konsep efisiensi industri menjadi hal yang sangat krusial bagi setiap negara agar bisa bertahan dalam kompetisi global.