Logo Bloomberg Technoz

"Peningkatan pangsa pasar pada sektor EV global dengan meningkatkan share di Indonesia akan sangat membantu untuk menurunkan over capacity industri EV global dalam jangka waktu menengah," ujar Yayan kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (14/6/2024).

Terlebih, dengan adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai lebih dari 5% dan permintaan sektor otomotif yang tinggi, produsen baterai global diproyeksikan akan tetap tertarik untuk menggeser penjualan di China atau Eropa secara perlahan dengan menawarkan domestic industry offset.

Kedua, kata Yayan, yaitu menjadi asumsi utama (necessary condition) bahwa Indonesia bisa menggunakan litium-ion jika komponen (spare part) yang akan dijual di Indonesia memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Sehingga, terdapat peluang adanya transfer teknologi, riset dan pengembangan untuk industri baterai litium-ion dari luar negeri ke domestik, agar adanya win-win solution yaitu market [sama dengan] teknologi," ujarnya.  

Menurut Yayan, hal ini penting karena Indonesia saat ini masih belum memiliki riset dan pengambangan EV yang baik. Dengan demikian, Indonesia perlu untuk mengembangkan proyek EV dengan baterai atau suku cadang.

Hal tersebut akan memberikan keuntungan ganda serta efek berjenjang bagi pengembangan Industri EV Indonesia di masa yang akan datang.

"Sampai saat ini Indonesia, walaupun memiliki pangsa pasar yang besar, tetapi teknologi pengembangan EV masih sangat terbatas," ujarnya.

Pabrik baterai kendaraan listrik./Bloomberg-Krisztian Bocsi

BloombergNEF belum lama ini melaporkan gelombang proyek pabrik baterai yang sedang dibangun di seluruh dunia diproyeksi menghasilkan sel baterai jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan perekonomian global.

Permintaan sel litium-ion berkembang pesat, seiring dengan produsen mobil yang melakukan elektrifikasi pada armadanya dan perusahaan utilitas memasang baterai berukuran besar untuk menstabilkan jaringan listrik.

Namun, para produsen telah mengumumkan begitu banyak pabrik baru sehingga kapasitasnya akan melebihi permintaan selama sisa dekade ini, menurut BNEF.

Pada akhir 2025, industri baterai global akan mampu memproduksi sel baterai lima kali lebih banyak dari yang dibutuhkan dunia pada tahun tersebut, demikian perkiraan BNEF dalam Electric Vehicle Outlook terbarunya.

“Ini adalah kabar baik bagi produsen mobil dan pembeli kendaraan listrik, tetapi juga menandai masa depan yang penuh tantangan bagi pendatang baru di industri baterai,” kata laporan itu.

Kelebihan pasokan paling parah terjadi di China, di mana kapasitas produksi akan melebihi permintaan baterai tahunan setidaknya 400% selama sisa dekade ini.

(dov/wdh)

No more pages