Logo Bloomberg Technoz

Kontrak minyak untuk pengiriman Mei 2023 pada pukul 8:23 WIB, Selasa (4/3/2023), melanjutkan kenaikan hingga ke posisi US$ 80,67 per barel. Pada perdagangan Senin harga minyak sudah melesat 6,28% dalam sehari. Posisi harga minyak dunia saat ini masih belum setinggi level rekor 2023 yang terjadi pada 23 Januari lalu ketika harganya mencapai US$ 82,13 per barel.

Harga minyak dunia kembali melesat usai keputusan OPEC+ memangkas produksi hingga lebih dari 1 juta barel per hari (Bloomberg)

Namun, sepanjang tahun ini, harga minyak dunia memang cenderung landai dengan pergerakan rata-rata di kisaran US$ 76,51 di mana sempat terperosok ke level terendah year-to date pada 17 Maret lalu di posisi US$ 66,93 per barel. 

Ancaman Inflasi

Sensitivitas terhadap pergerakan harga minyak yang tinggi adalah hal yang sulit dielakkan mengingat dampak kenaikan harga minyak dunia yang ditakutkan membengkakkan beban subsidi APBN, juga dapat mengerek ekspektasi inflasi. Terutama bila akhirnya keputusannya adalah menaikkan harga BBM subsidi. 

Dampak kenaikan harga BBM subsidi bisa cukup lama. Itu yang terlihat pada keputusan September 2022 lalu di mana imbas kenaikan BBM terhadap inflasi domestik masih ada hingga Maret lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komoditas dominan yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir (hingga Maret 2023) adalah bensin, rokok kretek, filter, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan tarif angkutan dalam kota. Sebagai informasi harga BBM Pertamina jenis Pertamax mengalami kenaikan pada bulan Maret 2023 lalu.

Bank Indonesia (BI) yang mendapat mandat pengendalian inflasi, memperkirakan efek kenaikan harga BBM terhadap inflasi domestik akan sepenuhnya habis pada kuartal III-2023.

"BI meyakini inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada semester I-2023 dan inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% mulai September 2023 setelah berakhirnya base effect penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu," tulis BI dalam pernyataan, Senin (3/4/2023).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi tahun ini masih akan berlanjut turun kendati dinamika harga minyak dunia tengah mendaki.

"Harga minyak dunia saya kira tidak akan kembali setinggi seperti 2022 sehingga itu tidak akan dilanjutkan [kenaikannya] terhadap harga BBM subsidi. Jadi, inflasi ke depan masih akan terus turun dan kembali ke kisaran 2%-4% pada semester II nanti," jelasnya.

(rui)

No more pages