Logo Bloomberg Technoz

Alberto Nardelli, Viktoria Dendrinou dan Annmarie Hordern - Bloomberg News

Bloomberg, Negara-negara yang tergabung dalam G-7 telah sepakat atas sindikasi pinjaman berdasarkan ukuran ekonomi mereka, untuk memberikan Ukraina bantuan baru senilai US$50 miliar (setara Rp814 triliun) yang mulai mengalir pada akhir tahun.

Setelah berbulan-bulan berdiskusi tentang bagaimana menggunakan keuntungan yang dihasilkan oleh aset negara Rusia yang dibekukan, rencana tersebut akan mendapatkan dukungan dari para pemimpin di KTT yang digelar di Italia minggu ini. Negara-negara G-7 akan memberikan pinjaman kepada Ukraina yang akan dilunasi menggunakan keuntungan yang dihasilkan dari dana yang diblokir sekitar US$280 miliar, yang sebagian besar dibekukan di Eropa.

Kesepakatan itu diharapkan dapat menghasilkan dukungan bagi Ukraina dalam jangka menengah, dan membantu menutupi kebutuhan pembiayaan hingga 2025 dan seterusnya. Ini merupakan sinyal kuat dukungan untuk Ukraina, dan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak bisa mengabaikan blok tersebut dalam konflik, kata seorang pejabat AS.

Menurut sumber, berdasarkan mekanisme yang akan ditandatangani di Italia, AS, Uni Eropa, dan peserta lainnya masing-masing akan memberikan pinjaman kepada Ukraina. Hasil yang didapat dari aset-aset yang dibekukan akan digunakan untuk membayar kembali uang tersebut.

Pejabat AS tersebut mengatakan US$50 miliar akan terdiri dari serangkaian jaminan - sebuah "sindikasi pinjaman" - yang masih dibahas. Kontribusi AS akan sebesar apa pun yang diperlukan untuk menjadikan total bantuan mencapai US$50 miliar.

Kanada siap untuk berkontribusi C$5 miliar dalam pendanaan untuk inisiatif ini, kata seorang pejabat pemerintah Kanada.

Pinjaman akan terstruktur secara berbeda berdasarkan prosedur internal masing-masing peserta, dan masing-masing akan menanggung risiko pinjaman yang mereka berikan jika aset beku menghasilkan keuntungan lebih sedikit daripada yang dibayangkan.

Rincian teknis akhir akan diselesaikan setelah KTT, kata sumber tersebut. Bantuan itu nantinya dapat digunakan untuk mendukung pertahanan, ekonomi, dan rekonstruksi Ukraina. Rincian kesepakatan bisa berubah saat para pemimpin bertemu pada Kamis (13/06/2024) waktu setempat.

Bagi negara-negara G-7, langkah ini mengirim pesan ke Rusia bahwa mereka bersedia mendukung Ukraina dalam jangka panjang karena perang tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Hasil dari aset yang dibekukan diperkirakan bernilai antara €3 miliar hingga €5 miliar per tahun. Uni Eropa telah setuju untuk memberikan Ukraina keuntungan tersebut dua kali setahun. 

Pelunasan pinjaman bergantung pada aset yang tidak dapat bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga keuntungan tak terduga mereka dapat melunasinya. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa tahun. Para pemimpin negara-negara G-7 berulang kali mengatakan bahwa aset tersebut akan tetap diblokir sampai Rusia setuju membayar biaya rekonstruksi Ukraina.

"Menurut saya kami akan memutuskan hal-hal penting, tetapi beberapa hal spesifik masih harus diselesaikan oleh para ahli dalam jangka waktu yang ditentukan," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Kamis di Italia. "Begitulah cara saya mengantisipasi ini semua akan terjadi."

(bbn)

No more pages