“Itu kan pertanyaannya belum didesain, kalau kami bisa deliver desain makan siang gratis siapa yang tidak setuju, rakyat RI menghadapi masalah serius dalam gap [kesenjangan] kemiskinan, dsb. Kita punya generasi baru yang gizinya bagus dan beban itu di suffer oleh negara, siapa yang ga setuju,” kata Misbakhun.
Sementara itu, terkait potensi pelebaran defisit anggaran akibat program tersebut, ia mengatakan bahwa selama utang pemerintah mampu dibayar maka pihak-pihak terkait yang mempertanyakannya tidak perlu khawatir.
Oleh karena itu, ia mewajari kekhawatiran yang timbul dari lembaga keuangan multinasional tersebut. Namun, Misbakhun menilai seharusnya lembaga tersebut tetap memberikan ruang kepada pemerintahan baru untuk mendesain dan eksekusi program makan siang dan susu gratis itu.
“Tapi kasih kesempatan orang untuk desain itu semua, delivered. Jangan belum yang pertama isinya cuman kehawatiran-kekhawatiran dan seakan-akan dimasukan pemikiran itu ke dalam bawah alam sadar kita, kita gak mampu,” kata Misbakhun.
Morgan Stanley menurunkan peringkat ekuitas Indonesia menjadi underweight. Penurunan peringkat ini lantaran lembaga keuangan tersebut melihat adanya risiko berinvestasi, terutama saham di Indonesia.
Dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/6/2024), tim strategi, termasuk Daniel Blake, melihat adanya ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa pelemahan di pasar valas di tengah-tengah suku bunga AS yang masih tinggi dan prospek dolar AS yang menguat.
Janji-janji kampanye Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto, seperti proposal untuk penyediaan makan siang dan susu untuk siswa, juga dapat menimbulkan “beban fiskal yang substansial”.
(azr/ain)