Logo Bloomberg Technoz

Batu Bara dalam Tekanan: Harga Rontok, Oversupply, Rupiah Keok

Dovana Hasiana
13 June 2024 15:25

Kalimantan Floating Transfer Barges dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group. (Dok. PT Bayan Resources)
Kalimantan Floating Transfer Barges dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group. (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan perusahaan batu bara harus melakukan efisiensi, seperti dalam hal operasional, untuk memitigasi dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Hendra mengatakan efisiensi juga perlu dilakukan di tengah tren harga batu bara yang mengalami penurunan dan adanya pasokan yang berlebih (oversupply).

“Harga cenderung tren turun, terus kondisi pasar oversupply pasti perusahaan efisiensi, pasti efisiensi untuk menjaga,” ujar Hendra saat ditemui di Perpustakaan Habibie dan Ainun, Jakarta Selatan, Kamis (13/6/2024).

Pada Senin (10/6/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini dibanderol US$ 133,7/ton, naik 0,53% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.

Namun, dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini masih anjlok 7,44% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terpangkas 5,88%.

Pertambangan batu bara./Bloomberg-Ferley Ospina