Logo Bloomberg Technoz

Tak hanya sepak bola, cabang olahraga lainnya juga patut menjadi perhatian agar atlet-atlet Indonesia menjadi pendulang emas di berbagai kompetisi regional dan internasional.

Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menilai memang tak akan mudah bagi seseorang yang punya waktu hanya satu tahun lebih untuk membereskan masalah olahraga sekaligus melakukan transformasi. 

"Jadi memang kita tidak bisa berharap terlalu banyak karena waktunya sangat mepet. Namun paling tidak dengan pengalamannya, jiwa mudanya diharapkan akan bisa membawa angin segar dengan konsep-konsep yang mungkin dia miliki nantinya untuk membangun olahraga Indonesia yang sejauh ini memang kita masih mencoba mencoba untuk merangkak lagi setelah program DBON yang dibuat oleh menpora sebelumnya," kata Kesit kepada Bloomberg Technoz pada Senin malam (3/4/2023).

Dito Ariotedjo dan Komjen Rycko Amelza Dahniel dilantik Jokowi ke dalam Kabinet Indonesia Maju. (Tangkapan layar Youtube Setpres)

Strategi yang juga harus dipikirkan kata dia adalah perlunya pemerintah berhati-hati dalam penyelenggaran event olahraga internasional agar tak lagi terjadi penundaan seperti yang terjadi pada Piala Dunia U-20.  Apalagi dikabarkan masih ada event tahun ini yang juga ada tim Israel di dalamnya seperti World Beach Games yang akan berlangsung pada Agustus 2023.

"Kalau misalnya, kemungkinan terburuk, Israel tampil (lagi) bukan tidak mungkin nanti masyarakat sepakbola juga akan melakukan protes. Saya kira ini harus betul-betul diperhatikan. Keputusan-keputusan yang sangat penting terkait dengan event-event internasional yang mungkin melibatkan negara-negara lain," kata dia.

Dihubungi terpisah, Anggota Komisi X (bidang pendidikan, olahraga dan kebudayaan) dari Fraksi PAN Zainuddin Maliki menilai tantangan tak ringan bagi seorang menpora. Tak hanya soal olahraga dan sepak bola, pembinaan kepemudaan kata dia juga menjadi pekerjaan rumah alias PR. Artinya menpora juga harus punya desain dan pemikiran agar dengan bonus demografi yang besar, sumber daya pemuda Indonesia bisa dioptimalkan.

Kalau memang jelas kita ini enggak bisa menerima sejumlah negara tertentu, cabor-cabor enggak usah menyiapkan diri menjadi tuan rumah event yang berskala internasional karena mau olahraga apa pun, peluang ketemu negara seperti Israel itu besar

Kusnaeni

Dia mengatakan dalam hal administrasi, empat tahun belakangan, Kemenpora juga memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini juga harus bisa dipertahankan oleh menpora baru. Menpora karena itu harus bergerak cepat berkoordinasi dengan semua stakeholders 'pemangku kepentingan' agar event olahraga yang akan berlangsung bisa disiapkan dengan baik dan membuahkan prestasi. Termasuk lanjutnya, agar tak terulang pembatalan event olahraga seperti Piala Dunia U-20 yang baru saja menjadi "pil pahit" bagi sepak bola Indonesia.

"Minimal 1 tahun ini jalinan koordinasi bisa dibangun. Kemudian yang kedua saya kira harus segera (koordinasi) karena ada event-event internasional juga yang harus ditangani (ke depan). SEA games, Asian Games. Event internasional yang penting ini dalam waktu dekat, bulan Juli, Agustus, Oktober," kata Zainuddin.

Sementara pengamat olahraga Kusnaeni mencatat perlunya mengefektifkan kinerja pada satu tahun lebih sisa jabatan menpora. Apabila kabinet baru akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang maka periode Dito Ariotedjo hanya sekitar 1,5 tahun. Dalam hal olahraga, dia mengatakan dibutuhkan seorang pemimpin yang visioner. Artinya sosok yang mampu tak hanya menjadikan olahraga Indonesia berprestasi melainkan juga menyiapkan olahraga sebagai hiburan dan industri yang mapan.

"Jadi peran negara itu pelan-pelan berusaha dikurangi dan olahraga itu sepenuhnya diarahkan untuk menjadi industri yang dikelola oleh masyarakat. Itu juga tantangan besar ke depan. Itu dibutuhkan orang visioner untuk membawa industri olahraga kita ini jadi industri yang mandiri. Peran negara harus semakin kecil ke depannya. Olahraga harus mampu membiayai dirinya sendiri," kata Kusnaeni yang kerap disapa Bung Kus ini saat berbincang lewat telepon pada Senin malam (3/4/2023).

Dia juga menilai hal baik bahwa Menpora Dito menyatakan langsung mundur dari jabatannya di Rans Sport. Hal ini memang harus dilakukan untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Dia menilai sekalipun Dito masih muda namun sebenarnya bisa menjalankan kepemimpinan dengan memilih orang tepat yang akan bisa memberikan masukan.

Sementara mengenai isu sepakbola termasuk penundaan Piala Dunia U-20 dinilainya juga jadi pelajaran penting. Dalam hal ini, menpora baru harus bisa menegaskan standing position Indonesia dalam konteks internasional. Apabila Indonesia memang ingin menancapkan posisi di internasional maka koordinasi ketat harus dilakukan dalam mengawal event internasional yang akan dilaksanakan di Indonesia. Urusan politik dan diplomasi luar negeri harus berjalan kemudian berbagai pihak seperti LSM dan ormas juga harus diajak bicara. Dengan sikap yang sama itu barulah Indonesia melangkah ke jenjang internasional.

Presiden Jokowi didampingi Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan para pemain Timnas Indonesia U-20, di Stadion GBK, Jakarta.(Foto: Humas Setkab)

"Kalau memang kita belum siap menjadi pemain global, ya udah kita selalu kesulitan seperti sekarang ini. Kita enggak bisa menggelar event-event internasional ketika di sana mungkin muncul negara-negara yang ditolak kehadirannya. Nah itu harus jelas, harus tuntas. Standing position kita harus jelas. Bukan hanya menpora tapi dengan yang lain juga, dengan DPR, ormas, Kementerian Luar Negeri dan kementerian yang lain. Itu semua harus diperjelas sehingga semua cabor (cabang olahraga) itu nanti melangkah ke depannya enak," imbuh dia.

Dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 kata dia adalah pelajaran yang mahal. Permintaan jangan mencampurkan isu olahraga dan politi memang sesuatu yang ideal namun pada praktiknya, hal tersebut sering terbawa-bawa. 

"Kalau memang jelas kita ini enggak bisa menerima sejumlah negara tertentu, cabor-cabor enggak usah menyiapkan diri menjadi tuan rumah event yang berskala internasional karena mau olahraga apa pun, peluang ketemu negara seperti Israel itu besar," tutupnya.

(ezr)

No more pages