Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia bersama Cile kembali melakukan penandatanganan kesepakatan guna memperluas kerja sama perdagangan melalui Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA)
"Kami melakukan perluasan dan peningkatan IC-CEPA yang kami miliki. Kami sekarang memasuki perluasan perjanjian yang baru," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam acara penandatangan Joint Statement on the Launch of Investment Negotiation of the IC-CEPA, di kantor Kemendag, Kamis (13/6/2024).
"Sambil menunggu konfirmasi ratifikasi yang diharapkan akan berlangsung sebelum Oktober 2024, kita akan lebih berbicara dengan sektor teknis," sambungnya Jerry.
Meski tidak menjelaskan secara terperinci perihal apa saja yang disepakati oleh Indonesia dan Cile dalam perluasan perjanjian IC-CEPA tersebut, Jerry menekankan terdapat banyak potensi kerja sama antara kedua negara yang dapat digali lebih jauh.

"Pertama, ini merupakan peluang bagus bagi kita untuk memasuki pasar baru. Kedua, dalam hal angka, saya dapat memberikan perinciannya nanti, bahwa perdagangan kita dengan Cile telah meningkat, dan investasi kita, kedua belah pihak telah meningkat dari 160% menjadi 280%," jelas Jerry.
Adapun, kata Jerry, komoditas dalam negeri yang dapat dijajakan di Cile meliputi mineral tembaga, produk kimia, suku cadang otomotif, elektronik hingga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk turunannya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Cile Claudia Sanhueza menyatakan banyak kerja sama yang dapat diteken antara Indonesia dengan Cile. Terlebih, Cile merupakan negara yang cukup banyak memiliki sumber daya alam.
"Kita sedang menghadapi tantangan, misalnya ketahanan pangan dan krisis iklim, dan hubungan ekonomi ini dapat membantu kita menghadapi tantangan tersebut. Cile adalah separuh negara pertambangan, tetapi separuhnya juga merupakan negara agraris," kata Claudia.
"Jadi, di satu sisi, kita membuka dunia mineral penting yang penting bagi transformasi energi dan hal-hal produktif. Kami memiliki litium, tembaga, dan mineral aneh lainnya, dan kami ingin menawarkan kepada dunia kemungkinan untuk berpartisipasi dalam industri litium ini. Jadi, di satu sisi, kami memiliki ruang bagi investor internasional untuk pergi ke Chile," tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, total perdagangan Indonesia-Cile mengalami pertumbuhan 21,73% serentang 2019—2023. Sepanjang tahun lalu, total perdagangan keduanya mencapai US$485,9 juta, naik 3,87% secara tahunan.
Selama Januari—April 2024, total perdagangan RI-Cile mencapai US$146,2 juta, di mana ekspor Indonesia ke negara tersebut mencapai US$99,8 juta, sedangkan impornya US$46,5 juta. Dengan demikian, sepanang 4 bulan pertama tahun berjalan, perdagangan RI terhadap Cile surplus US$53,3 juta.
(prc/wdh)