“OPEC+ menunjukkan komitmen untuk melindungi dari penurunan,” kata Nadia Martin Wiggen, partner di Pareto Securities. “Durasi pemotongan adalah bagian yang paling mengejutkan dan bullish.”
Sebelum keputusan ini, harga minyak mentah telah mencapai penurunan kuartalan 5,7% di tengah gejolak sektor perbankan dan risiko resesi. Banyak pengamat pasar memperkirakan rebound di paruh kedua, yang didukung oleh meningkatnya permintaan di China.
Tanggapan AS
Amerika Serikat (AS) melalui Gedung Putih mengatakan keputusan OPEC+ keliru dan menyatakan bahwa negara akan bekerja sama dengan produsen dan konsumen untuk menahan harga BBM untuk konsumen.
Dengan musim perjalanan darat dengan mobil AS yang semakin dekat, keputusan pemotongan OPEC+ ini dapat menambah lebih dari 50 sen per galon ke rata-rata harga BBM nasional.
Tahun lalu saat menghadapi harga minyak yang meroket setelah invasi Rusia ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden memerintahkan pelepasan cadangan minyak mentah strategis negara secara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Minyak mentah yang lebih mahal akan menambah inflasi dan mempersulit upaya bank sentral untuk menjinakkan tekanan harga. Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga lagi pada bulan lalu, dan mereka dijadwalkan untuk bertemu pada bulan Mei untuk menetapkan kebijakan moneter selanjutnya.
(bbn)